Kartu nama sensei di Lab :)

Bismillah.. One semester try:

World Premiere Institute
Advanced Institute for Materials Research
(WPI-AIMR)


Mungkin ada yang takut kehilangan kesempatan berorganisasi, karena di perguruan tinggi dalam negeri begitu banyak organisasi yang ada di dalamnya. Mulai dari himpunan tiap jurusannya, sampe BEM, ada 'rohis'-nya juga, belum lagi organisasi-organisasi yang udah me-nasional seperti KAMMI, HMI, dan sebagainya. Dan semua mahasiswa di dalam negeri berhak untuk menjadi pengurusnya.

Jangan khawatir, meskipun berada di luar negeri, kesempatan untuk berkontribusi itu tetep terbuka lebar kok. Asalkan ada kemauan dari dalam diri kita, semua bisa diatur insyaAllah. Di Tohokudai sendiri ada organisasi yang cukup populer, namanya TUFSA (Tohoku University Foreign Student Association). Tapi ane nggak tertarik sama sekali buat terlibat di dalamnya, karena kegiatannya nggak jauh-jauh dari party dan dugem. Dan itu diadakan di lobi asrama seolah nggak ada penghuni yang terganggu. Ya beginilah nasib minoritas ck. Okelah berikut organisasi-organisasi yang ane urusi sekarang:

Keluarga Muslim Indonesia Sendai, bahagianya punya keluarga disini Alhamdulillah.
Di Jepang ini muslim kan minoritas, apalagi orang Indonesia. Dan kajian-kajian ilmu agama juga nggak banyak. Makanya adalah KMIS ini untuk mengeratkan ukhuwah antar anggotanya, baik yang pelajar maupun kenshuusei (sebelumnya didominasi oleh pelajar). Juga untuk menjaga keimanan kita jangan sampe goyah, saling mengingatkan untuk selalu ngecek kehalalan makanan, saling ngajak sholat berjamaah, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran insya Allah. Di KMIS ini, ane diberi amanah buat jadi Ketua Umum periode 2013-2014, semoga membawa perbedaan. *Pemilihan ketuanya pake musyawarah, sepertinya ada konspirasi disini untuk menjebak ane*

Kalo ke luar negeri, Insya Allah paling deket ntar tuh sama temen senegara dah hehee. PPIS ini kepanjangan tangan dari PPI Tohoku yang juga kepanjangan tangan dari PPI Jepang. PPIS sendiri kegiatannya sama produknya banyak banget. Lumayan sih maen bola / badminton pas weekend sama jalan-jalan barengnya. Disini ane ikut kontribusi beberapa (atau semua) produk PPIS, yaitu Buletin Riset PPIS sama Video Kompor Kreasi. Buletin Riset PPIS isinya ya hasil-hasil riset warga PPIS dalam bahasa Indonesia, biar bisa jadi inspirasi temen-temen di tanah air, nah ane jadi redaktur disini. Kalo Video Kompor Kreasi isinya warga-warga PPIS menceritakan bidang-bidangnya semasa di Tohokudai ini, ane jadi pengolah suara ama editor disini.

Selain itu di PPIS sendiri ane diamanahi jadi Manajer Festival Indonesia. Kalo kata salah seorang senior, "Elu ditipu tau man, acaranya PPIS yang butuh diurus kan matsuri (festival) doang hahahaa.." Ya begitulah, semoga semua bisa diamankan. *Hampir nih ane kepilih (pemilu) jadi ketua, Alhamdulillah pas pemilu tahap dua ane berhasil menambah kekuatan konspirasi besar yang lain wkwk

Masjid Sendai

Inilah penggerak mahasiswa muslim di kampus, tapi markasnya bukan di kampus hehee. Program rutinnya, mengadakan kelas belajar bahasa arab, sama kelas memasak. Selain itu TUMCA juga ikut buka stand di berbagai festival dengan membawa misi dakwah. Di kampus sendiri, alhamdulillah sebuah ruangan udah dibolehin dipake buat sholat, juga makanan halal (berlabel) udah bisa didapatkan di kantin kampus dengan terus diusahakan penambahan menu. Disini ane masuk Executive Committee-nya, ya kayak motornya gitulah, meskipun ane rasa kontribusi ane masih minim hehee.

Kalo ini organisasi muslim di mesjid, semacam takmir mesjid lah. Oiya, semua yang berbau Islam disini masih harus berbau 'cultural' juga. Karena Islam emang masih belum bisa secara penuh diterima, baru diterima dan diakui ya sebagai budaya aja. Kalo ICCS ini tujuannya emang menguatkan ukhuwah antar muslim di Sendai. Jangan sampe ada muslim yang ngga menemukan muslim lainnya sehingga jadi asal makanannya, pergaulannya dan sebagainya lah. Disini ane kebagian jadi IT Secretary, yang mengurus website, komunikasi kalo ada orang baru / orang jauh, sama mengurus grup fb muslim sendai juga.

Yang ini sebenernya dimanapun bisa berkontribusi sih, soalnya emang majalah ini ngga jelas asal muasalnya terikat tempat. Redakturnya-pun dari berbagai tempat, dan bermacam orang. Mulai dari mahasiswa sarjana, sampe dosen-dosen pun ada. Yang penting ada kemauan aja sih. Majalah 1000 guru sendiri adalah majalah (kalo menurut ane sih) semi ilmiah-populer gitu. Ilmiah karena emang isinya ya ilmu-ilmu yang lumayan 'wah' tapi populer bahasanya dan targetnya pun siswa-siswa dan guru-guru SMA di tanah air. Majalahnya sejauh ini belum dibikin versi cetaknya, soalnya kalo dicetak kan perlu biaya lah macem-macem. 1000 guru ini prinsipnya sukarela aja. Di bagian redaksi Majalah 1000guru ini ane sebagai penata letak, yang berurusan sama layout dan penerbitan.

Well, di luar negeri banyak juga kok organisasi-organisasi. Jadi jangan khawatir buat yang seneng berorganisasi dalam rangka refreshing dari kuliah yang gila seperti ane hehee. Cuma ya musti pandai-pandai memilih dan mengatur waktu.

Pesan: jangan terlalu fokus di dunia maya, sehingga mengurangi interaksi dan kontribusi di dunia nyata. Hormati tetangga, yakali ketemu tetangga di dunia maya..

-Semoga tulisan ini bisa menggantikan kehadiran saya di ROADSHOW IAIC 2013-
-Tulisan keempat sekuel Ayo Kuliah di Luar Negeri, semoga membawa manfaat-
-kontak saya via Facebook disini-
Kekhawatiran akan sulit kembali ke Indonesia itu emang bukan cuma kekhawatiran belaka sih sebenernya. Apalagi buat yang lulus SMA langsung lanjut di luar negeri. Kemungkinan besar kita ngga punya afiliasi kan di Indonesia-nya. Lain ceritanya kalo PNS atau dosen yang ditugaskan untuk menuntut ilmu lebih lanjut di luar negeri. Lantas bagaimana?

Buat para idealis yang ingin membangun negeri, toh membangun nggak selalu harus dari dalam kan? Dari luar sini kita juga Insya Allah akan bisa membangun negeri kita kok. Asalkan memang benar-benar idealis, bukan yang idealnya hanya di lisan. Banyak yang bisa dilakukan dari jauh. Buat yang nggak ingin tinggal berlama-lama di negeri kafir. Lakukan aja banyak hal produktif di negeri kafir ini. Insya Allah nanti negeri kita akan memanggil atas kontribusi kita itu. Toh kesuksesan tidak hanya bisa diraih di Indonesia kan?

IMAC-U angkatan 2011 dan 2012

Yosh, disini ane akan sedikit berbagi pengalaman tes masuk jurusan International Mechanical and Aerospace Engineering, program Future Global LeadershipTohoku University. Ane masuk dengan beasiswa living cost kerjasama Lembaga Nan-unggul Indonesia - Kemdikbud Indonesia. Buat beasiswanya itu ada tesnya sendiri, dan sepertinya ane nggak akan ceritakan. Beasiswa itu sekarang udah ngga dibuka lagi. Yang angkatan 2013 ini masuk program G30 Tohokudai ada yang mengikuti skema seleksi oleh LNI (skema yang sama dengan ane setahun sebelumnya), tapi ngga menerima beasiswa living cost yang disponsori LNI. Malah mereka menerima MEXT atau JASSO. Lantas?

Pertama, sering-sering aja periksa website pendaftaran Tohokudai. Pendaftaran biasanya dibuka mulai oktober sampe mei. Ada dua hal yang harus dipenuhi dulu sebelum mulai daftar:

  1. Standarized Test Result, ini kalo mau buru-buru daftar ya berarti musti ambil SAT atau IB atau A-Level sendiri sih. Tapi kalo mau sedikit menunggu dan bersiap-siap, bisa masukin nilai hasil ujian nasional kok. Buat jurusan ane, hasil yang dibutuhkan matematika, fisika, sama kimia.
  2. English Proficiency, yang ini bisa ambil TOEFL atau IELTS.

Nah, setelah punya 2 itu silakan daftarkan diri secara online di website pendaftaran Tohokudai.

Program Engineering ini tesnya dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama ujian tertulis, dan sesi kedua wawancara dengan sensei yang datang ke Indonesia. Keduanya diselesaikan di hari yang sama. Untuk ujian tertulis, akan diberikan waktu sekitar 1 atau 2 jam (ane lupa hehee), wawancara sekitar 15 menitan. Alhamdullah waktu itu sebelum tes ane udah dapet sedikit gambaran soal tes tertulisnya dari sensei yang ane kenal. Beliau mengirimkan ane soal tes tertulis tahun 2011, meskipun sedikit berbeda sama yang beneran keluar di tesnya. Langsung ane bahas tes tertulisnya.

Soal pertama tes tertulis, agak aneh sih menurut ane. Di soal ini kita diminta buat menulis minimal sebanyak 300 kata tentang tema yang diberikan. Pas jaman ane, temanya: mesin apa yang paling kamu sukai dan kenapa suka mesin itu. Ane nggak merasa ngerjain sampe 300 kata sih, soalnya lumayan menghabiskan waktu sih. Mending waktunya dialokasikan buat ngerjain soal yang lainnya.

Soal kedua, ketiga, dan keempat setipe sih. soalnya fisika mekanika gitu. Alhamdulillah pas jaman SMA ane pernah gabung tim olimpiade fisika. Menurut ane tiga soal ini selevel dengan soal olimpiade fisika SMA tingkat kabupaten. Soalnya nggak terlalu rumit yang butuh kalkulus tingkat dewa gitu. Tapi tetep butuh konsep dan analisis yang mendalam. Dua dari 3 soal ini ane pernah jumpai di buku "Mekanika 1"-nya Pak Yohanes Surya kayanya deh, atau mungkin soal pelatihan olimpiade yang lain hehee pokoknya ane merasa pernah ngerjain soalnya lah. Nah yang satunya bener-bener baru buat ane. Ya lumayanlah.

Soal nomer lima ini beranak pinak. Anaknya ada 4. Ini soal matematika. Alhamdulillah dari awal kelas 3 ane udah mendalami matematika diatas batas normal pelajaran SMA karena emang dari awal ane mentargetkan buat melanjutkan sarjana ke luar negeri. Menurut ane soal-soal ini setingkat materi A-level, diatas materi soal-soal ujian nasional dan SNMPTN. Soalnya beranak empat, ada kalkulus, suruh bikin grafik pertidaksamaan, tapi ngga ada soal-soal tipe probabilitas atau statistik kok. Nah, nomer ini ane gak selesai karena waktunya habis.

Begitulah tes tertulisnya. Terus dilanjutkan wawancara. Nah ane wawancara ini takut banget pas itu. Ane dihantui kegagalan 2 kali berturut-turut yang ane alami di 2 wawancara sebelumnya. Dengan modal 2 kegagalan itulah ane masuk menghadapi sensei dengan sok tenang dan sok percaya diri hehee. Ditanya, kenapa pengen ke jepang, udah keterima di mana aja, terus kalo tohokunya tembus mau ambil yang mana, terus ditanya apa yang kamu sukai dari 'jepang', ane jawabnya serius gitu eh senseinya malah ketawa, ternyata maksudnya itu yang sejenis manga atau apalah hahaa. Ditanya hobi juga, sama ditanya soal tesnya tadi gimana, ternyata emang soalnya diset supaya waktunya ga cukup kecuali kalo emang dewa wkwk.

Buat wawancara ini, berkaca pada 2 kegagalan sebelumnya, ane bikin teks LENGKAP apa yang akan ane jawab kalo ditanyain ini-itu. Ternyata Alhamdulillah berguna sih buat nambah kepercayaan diri ketika ane jawab pertanyaan-pertanyaan wawancara. Emang dasarnya kurang pandai berbahasa dan berbicara ya beginilah jadinya hehee. Tapi cotekannya tetep sesuai kenyataan dan apa adanya lah, cuma buat meningkatkan kepercayaan diri aja kan udah tau apa yang akan dibicarakan. Meskipun temen ane ada yang melecehkan dengan bilang, "Yaelah wawancara mah ngapain di-skenario-in, mending natural, alami, mengalir." Tapi ane beda, ane ngga suka yang mengalir, bukankah aliran itu menuju tempat yang rendah? Lebih baik berusaha kan, untuk mencapai ketinggian, kita butuh usaha untuk melawan tarikan kebawah kan?

Begitulah, lantas persiapan seperti apakah yang dibutuhkan?
Dari awal masuk kelas 3, ane sebenernya drop berat gara-gara gagal tembus OSN. Ane beneran kehilangan arah lah. Alhamdulillah ada orang tua dan temen-temen ane. Jadi dari situ ane berpikir kalo harus punya target lebih lagi. Dan ane langsung mulai nyoba meng-khatam-kan buku latihan soal matematika A-Level yang ada di perpustakaan IC, sambil berlomba-lomba sama seorang temen yang jago banget matematika tapi gagal tembus OSN juga hahaa. Karena emang materi tes buat kuliah ke luar negeri levelnya rata-rata diatas level anak SMA biasa di dalam negeri. Dan supaya ane belajarnya cepat, ane memacu diri dengan memaksa melampaui si anak yang paling jago matematika itu hehee.

Dari awal itu juga ane mulai  nyoba meng-khatam-kan buku latihan soal fisika A-Level yang ada di perpustakaan IC. Yang ini ane coba ngerjakan di setiap keheningan petang hari (alah). Sama di akhir-akhir ane baru nyoba buat sering-sering simulasi tes IELTS. Meskipun waktu itu bahan simulasinya didapat secara agak ilegal sih hehee.

Lalu tips selanjutnya, beranilah mencoba. Ane mengikuti 3 kali wawancara selama ikhtiar buat kuliah di luar negeri ini. Dan 2 yang pertama gagal. Yang terakhir baru berhasil. Gimana jadinya kalo ane ngga berani mencoba? Beranilah mencoba, daftar aja kemana-mana. Yang paling terbuka di IC sih NUS, NTU, Tohokudai, Meidai, Kyodai, cobain aja semuanya. Kalo gagal, tetep aja dapet pengalamannya kan buat tes selanjutnya. :)

-Semoga tulisan ini bisa menggantikan kehadiran saya di ROADSHOW IAIC 2013-
-Tulisan ketiga sekuel Ayo Kuliah di Luar Negeri, semoga membawa manfaat-
-kontak saya via Facebook disini-
Alhamdulillah udah setahun yang lalu ane mulai berkuliah di Tohokudai ini dan Alhamdulillah betah hehee. Biasanya yang dipikirkan pertama kali buat kuliah di luar negeri adalah masalah ekonomi. Gak perlu khawatir! Karena semua mahasiswa sarjana program Future Global Leadership di Tohokudai (selanjutnya G30, jangan tanya kenapa) ini dijamin mendapat beasiswa President Fellowship yang meng-cover Admission Fee aka biaya pendaftaran, Entrance Fee aka uang pangkal, sama Tuition Fee aka uang semester selama 4 taun. Jadi jangan kuatir, beranikan diri ikut tes, berangkatlah!

Jadi, semua mahasiswa program sarjana G30 di Tohokudai ini udah bebas uang pangkal, uang semester, dan bahkan uang pendaftaran yang dibayarkan sebelum mendaftar akan diganti dengan si President Fellowship ini. Skema pemberiannya President Fellowship itu reimburse. Jadi setelah kita masuk Tohokudai tiap awal semester rekening kita akan diisi oleh President Fellowship itu sebesar uang semester itu. Terus kira-kira sebulanan kemudian duitnya ditarik lagi sama Tohokudai buat bayar uang semester. Agak aneh ya hehee. Juga di awal masuk, rekening kita diisi oleh President Fellowship sebesar uang pangkal sama uang pendaftaran itu.

Selain beasiswa itu, kita juga bisa daftar yang namanya Tuition Fee Waiver. Jadi dengan adanya waiver ini, kita bisa dapet diskon sampe 100% untuk uang semesternya. Padahal kita kan dikasih duit dari President Fellowship buat bayar uang semester, tapi kita bisa minta diskon, jadi uang President Fellowship-nya ada bagian yang bisa ditabung hehee. Pengalaman ane sebagai penerima beasiswa Kemdikbud JPY 75,000 perbulan, ane daftar waiver dapet hehee alhamdulillah 50%. Ada temen penerima beasiswa JASSO yang JPY 48,000 perbulan, dia daftar waiver dan dapet 100%. Jadi uang President Fellowship bisa full dia tabung dah. Banyak lah jalan rejeki.

Lah terus living cost bagaimana buat biaya hidup disana? Buat angkatan ane, ada beberapa orang yang -mungkin berdasarkan hasil tes masuknya yang luar biasa- dapet beasiswa monbusho JPY 100,000 per bulan (selama setahun), tahun setelahnya bisa apply beasiswa JASSO JPY 48,000 per bulan. Dan selain beberapa orang terpilih itu ada ane dan beberapa orang dari Indonesia yang dapet beasiswa LNI-Kemdikbud yang seret-seret mampet JPY 75,000 per bulan, insyaAllah buat 4-tahun. Dan yang lainnya semua dapet beasiswa JASSO yang JPY 48,000 per bulan (buat yang apply, applynya cuma nyentang doang).  Langsung lah kalkulasi nyata biaya hidup di Sendai.

Field Trip yang diadain kampus

Selama ini ane tiap bulannya habis MAKSIMAL JPY 25,000 buat tempat tinggal + handphone. Tempat tinggalnya asrama Tohoku University House Sanjo, udah sama listrik, air, gas. Itu juga nyampe segitu cuma pas musim dingin aja, karena ane sering nyalain AC buat heater hehee wajarlah manusia tropis. Terus handphone, ane pake smartphone seharga JPY 1 tanpa cicilan bulanan dan tanpa paket internet. Jadi ya paling sebulan maksimal habis JPY 2,000 lah.

Terus buat biaya makan. Ini tergantung sih tiap orang beda-beda, ada yang jago banget masak jadi ngga pernah jajan, ada yang gabisa masak musti beli terus, ada juga yang gabisa masak dan jarang jajan juga #lah. Nah kayanya ane masuk yang terakhir sih. Jadi pake bumbu-bumbu instan gitu masaknya. Tinggal masukin daging sama sayur mayur, tambah nasi. Jreeng jadi deh tinggal makan hehee. Dan buat itu JPY 4,000 aja udah cukup kok seminggu, udah sama hedonnya makan sushi barbar atau tabehodai restoran india wkwk. Jadi ya misalnya sama hedon-hedonnya JPY 20,000 lah sebulan.

Makanan halal juga nggak susah kok nemuinnya. Di deket asrama sanjomachi kaikan, ada restoran halal sama toko serba halal punya muslim Bangladesh. Buat bahan2 yang meragukan, di awal-awal, lebih baik cari di tempat ini aja biar terjamin. Sampe nanti ketika udah bisa 'memilih'. Soalnya harga di toko halal ini agak lebih tinggi dari harga pasaran. Selain itu ayam halal biasa kita belanjanya di 'SATO' atau 'GYOUMU SUPA' kalo stoknya lagi ada yang halal hehee.

Terus satu lagi buat transport. Ini juga tergantung orangnya sih hehee. Kalo ane karena bawa motor 50cc, buat bensin kira-kira 500 2 minggu. Kalo lagi mobilitasnya tinggi ya bisa maksimal JPY 2,000 lah sebulan. Kalo kuat pake sepeda kemana-mana lebih bagus sih, sehat dan hemat. Kalo musim dingin agak sulit pake sepeda / motor. Jadi banyak yang beli kartu bis unlimited sebulan JPY 5,000 lumayan sekalian buat jalan ke tempat snowboard / ski yang jauh juga.

Jadi begitulah rinciannya kurang lebih. Belum juga itu dihitung dengan pendapatan baito (part-time) yang peluangnya terbuka lebar. Makin santai lah urusan ekonomi kan insyaAllah. Apalagi buat hidup di Sendai mah insyaAllah semua itu masih berlebih, asal nggak hedon MAX aja hidupnya hehee..

-Semoga tulisan ini bisa menggantikan kehadiran saya di ROADSHOW IAIC 2013-
-Tulisan kedua sekuel Ayo Kuliah di Luar Negeri, semoga membawa manfaat-
-kontak saya via Facebook disini-